Thursday, November 23, 2017

Sampah atau Nyampah?

November 23, 2017 2 Comments



Isilah dengan jawaban yang paling tepat :

1. Dimanakah seharusnya kita membuang sampah?
     a. Trotoar
     b. Taman
     c. Jalanan
     d. Tong Sampah
     e. Di depan rumah orang lain

2.  Untuk menjaga lingkungan, apa yang seharusnya kita lakukan?
      a. Membuang sampah pada tempatnya
      b. Membeli makanan kemudian bungkusnya ditinggalkan
      c. Saat di kendaraan membuang sesuatu di jalanan
      d. Menaruh sampah taman /  pepohonan
      e. Karena repot, mengajarkan saudara untuk membuang sampahnya dimana saja


Pasti pada jago deh jawab pertanyaan di atas, dan dapet nilai 100 semua yaa. Soal yang gampang, dan muncul di ulangan kita sejak TK sampai SD, dan gak pernah ada yang gak lulus untuk soal kaya gitu ya.

***

Gue lagi pengen mengangkat topik tentang slogan "Buanglah Sampah pada Tempatnya, karena Kebersihan Sebagian dari Iman", simple but its a sentimental topic for me. Berawal dari memperhatikan sekitar, kok gue lama - lama geram ya sama setiap orang yang bisa dengan gampangnya gitu buang sampah di sembarang tempat. Padahal gue yakin kok pasti semuanya lulus sekolah SD dengan nilai PLKJ yang bagus. Tapi yaa gitu, kadang ilmu cuma sekedar mampir di otak, tapi gak turun ke anggota badan kita.

Mau profesi apapun sekarang gue rasa untuk buang sampah sembarangan pada cukup kompak yaa, gak kenal usia, gender, latar belakang, masih banyak yang menggampangkan "nanti ada tukang sampah" "nanti ada yang beresin" "nanti ada yang pungutin" dan lebih gemparnya lagi ada beberapa orang tua yang ngajak anaknya beli makanan, terus bilang "buang aja disini sampahnya, jorok" hmmmm 😡 (its a fact story anyway) KZL loh, padahal yang jorok ya si pembuang sampah sembarangan itu.

***

This earth is our home, and Indonesia a part of home. Setuju kan pasti kalo semua orang itu tinggal di dunia, dan kita semua penghuninya. Coba bayangin ada saudara datang bertamu ke rumah kita, atau bahkan keluarga yang satu rumah dengan kita, tapi abis dia makan sampahnya diletakkin aja di atas meja, abis dia buka bingkisan bungkusnya diletakkin aja di lantai, abis dia pakai tisu terus tisu bekasnya diletakkin aja. Pasti reaksinya marah kan?

Disini gue bukan "sok bersih" atau gimana, ini juga sebagai pengingat untuk gue karena kita sama - sama penghuni, ayuk kita jaga sama - sama. Kalo bersih yang enak juga kita, yang gak gampang ketularan penyakit dari sampah juga kita, yang kali atau sungainya lancar juga kita, yang gak kena banjir juga kita.

Terkadang memang agak sulit nemuin tempah sampah ya, tapi itu gak bisa jadi alasan untuk membenarkan sih, tips nya coba kalo kemana - mana bawa plastik terus sampah apapun taroh di plastik itu. Pas udah mau pulang, dan ketemu tempat sampah baru deh dibuang. Ribet? Gak kok, cuma belum terbiasa dan belum jadi culture bangsa kita. Yuk sayangi tempat tinggal kita. Kalo kalian udah memulai, pasti ketika kalian berkeluarga akan menjadi ajaran positif turun temurun untuk anak cucu (kedengerannya lebay sih haha tapi bener kok).

***

Hi, its me, Dea!

November 23, 2017 0 Comments



Hello, my name is Dea Restian.  I was born in Jakarta, 24 years ago.

My family always be my best blessing from Allah, I love them a lot. Then, I have some friends, not too much if you count, but our friendship is long-lasting, from yesterday to tomorrow.

I'm graduated from STIE Trisakti since 2014, by accident become an accountant hahaha because I never dream about that before. But, I try harder to understand about financial, finally I'm working on that profession, and by the way I can enjoy this good accident now.

Speaking of hobby, I have a musical hobby, I mean I love listening music, memorizing lyrics and trying to sing, but my voice is not good enough to be singer hahaha

I love to analyze something, think about that, and try to find out the solving (although sometimes its not about me) so I want to share my "random thoughts and small experiences".


***

Monday, November 20, 2017

Apakah Berhasil = Uang?

November 20, 2017 0 Comments

Kali ini gue lagi pengen membahas tentang keberhasilan dan uang, apa sih sebenernya yang membuat seseorang bisa berhasil saat dewasa? Mengutip banyak pendapat orang:


"Wajar aja dia sukses karena bapaknya kaya sih, punya perusahaan" atau "Uangnya banyak, sekolahnya bagus, makanya kerja juga gampang" atau "Temen - temennya punya usaha sih jadi dia banyak relasi buat sukses" 


hmmm gak salah sih pemikiran kaya gitu, tapi juga gak 100% bener menurut gue. Pemikiran - pemikiran kaya gini mungkin yang bisa bikin keluarga mana aja terbatasi, dan mikir kalo ga kaya ya ga bisa sukses, klo gaada uang ya sekolahnya jelek, klo cuma mampu sekolahin sampe jenjang SMA palingan jadi apa sih, belum mencoba udah membatasi diri dengan pemikiran begitu. Tapi, coba dipaparin lebih luas, apa iya sih sekedar uang yang membuat masa depan itu cerah?

***

Terkadang kita justru melupakan poin terpenting dari semua ini, menurut gue pion utamanya seorang anak bisa berhasil adalah orangtuanya. Kenapa? Banyak kok anak yang beruntung lahir di kehidupan serba cukup tapi tersandung masalah (ex. drugs or something) ada juga ada yang lahir dengan keberuntungan diberikan orang tua luar biasa walaupun materinya biasa aja bahkan kekurangan (ex. inget gak cerita bapak tukang becak yang berhasil lulusin anaknya di kedokteran? Two thumbs up, salut buat si Bapak).

Orangtua itu membentuk dasar - dasar kepribadian dimana kita bisa punya cara berbeda menerima ilmu, kadang ilmunya sama tapi dengan kepribadian berbeda, hasil juga bisa berbeda. Contohnya aja orang yang belajar kedokteran, di satu orang dia bisa jadi dokter yang bermanfaat di masyarakat tapi di satu lagi dia bisa jadi dokter malpraktek atau semacam psikopat? Mirisnya kalo anak sudah jatuh yang disalahin orang tuanya, kalo anak berhasil banyak pandangan sebelah mata yang memuji kekayaan orangtuanya aja (so sad).

Orang tua itu pion utama tapi bukan satu - satunya faktor gagal dan berhasil seseorang, cuma sebagai orang tua lebih punya wewenang untuk membatasi lingkungan, membatasi hal - hal menyimpang lebih dini, punya andil untuk menasehati.

***

Hal kedua yang gak bisa dipungkiri ya lingkungan, menurut gue bener banget disekolahin tinggi itu bukan cuma sekedar ilmu (sebenernya gue bahkan uda lupa tentang susahnya soal matematika, fisika, afalan sejarah pas jaman sekolah) tapi yang membawa pengaruh sampai kita dewasa itu lingkungan temen - temen yang sampe sekarang kita masih suka diskusi, atau temen - temen yang sekarang uda gak pernah ketemu lagi tapi pemikiran jaman kita sekolah bareng itu sedikit banyak ikut membentuk kita, dan culture yang memang masuk saat kita mencari jati diri so bisa dibilang jati diri kita sekarang itu ada yang dibentuk dari sana.

Orang tua yang paham akan pentingnya lingkungan dan pergaulan akan banting tulang buat sekolahin anaknya di tempat yang baik ketimbang manjain dengan menuruti keinginan yang bersifat konsumtif. Karena hal semacam itu bisa menyusut, sedangkan otak kita berkembang kalo ketemu orang yang memberikan dampak positif.

***

Nostalgia sedikit, gue inget banget waktu itu tetangga ngomong pas gue lulus SMA dan kerja sebagai temporary staff di salah satu event di jakarta, dia bilang "kok masih kerja aja, kan papanya uda kerja juga? Uda mencukupi?"

Menurut gue ini pertanyaan yang aneh sih, disaat gue sekolah emang orang tua bertanggung jawab atas pendidikan dan kebutuhan gue agar punya bekal untuk masa depan yang baik, tapi gue juga harus menyiapkan diri untuk produktif dan membahagiakan mereka bukan cuma ngabisin keringet kerja keras mereka tapi ternyata gue tetap gak bisa apa - apa.

Beruntungnya orang tua gue gak pernah ngelarang gue untuk ngelakuin hal - hal positif untuk jadi anak yang mandiri. Bisa gak dibayangin kalo orang tua gue ngomong "uda gak usah kerja - kerja, papa mama masih kerja kok" kemungkinan pertama saat lulus kuliah gue belum siap untuk dunia kerja, dan jadi memperlambat langkah anaknya, kemungkinan kedua gue akan merasa nyaman "papa mama masih kerja, aku bisa santai aja".

***

For the last, menurut gue keberhasilan sesorang itu kadang gak ada tolak ukurnya. Gak bisa kita sama ratain kalo berhasil adalah punya uang banyak, bisa beli apapun yang kita mau, bisa travel ke seluruh dunia. Gak bohong sih ngebayanginnya aja memang enak kalo bisa kaya begitu hahaha tapi, itu bukan satu - satunya patokan berhasil dalam hidup.

Bisa aja keberhasilan itu adalah menemukan pasangan yang tepat dan membangun keluarga yang baik, atau kita punya profesi sesuai passion yang membuat happy setiap hari, atau berhasil menjadi anak ketika menyediakan waktunya untuk mengurus orang tua.


Jangan pernah membatasi keberhasilan, dan jangan pernah nge-judge seseorang gagal cuma karena dia gak punya ukuran keberhasilan yang sama dengan kita

-- Lets say thanks to our parents --

Friday, November 17, 2017

Kenapa harus Blog?

November 17, 2017 2 Comments



Akhirnya rencana untuk buat blog yang udah supeeer lama terealisasikan hahaha Disaat lagi ngetrend vlog atau media sosial lain gue memilih blog sebagai alat penyaluran pikiran karena nulis itu salah satu hobi gue yang gak pernah diasah ataupun diseriusin hahaha tapi akhir - akhir ini gue merasa menulis itu penyaluran yang baik untuk membahas banyak hal, si jempol ini terkadang lebih bisa mengungkapkan apa yang gue rasain atau pikirin karena pemikiran tuh gak terbatas, selalu mencari tau, apalagi ada beberapa pemikiran dan pengalaman yang terlalu berharga buat disimpen atau jadi bahaya kalo dipendem sendiri.

So, tuker pikiran menurut gue jalan yang positif buat melihat berbagai sudut pandang ditambah masukan yang baik itu bisa dateng dari orang luar yang bahkan kita ga kenal, siapa tau dengan berdiskusi akan membuat kita lebih paham tentang apa yg belum kita mengerti atau bahkan yang belum pernah terpikirkan.

Selain itu juga gue memutuskan untuk menulis blog karena sepinter - pinternya kita, penyakit kita itu sebagai manusia yaaa banyak lupanya (atau cuma gue aja?) hahaha kadang ada banyak hal yang menurut gue bagus buat dikenang atau di-share tapi karena udah lewat yaudah berlalu gitu aja karena lupa (gak mau rugi banget kalo pengalaman terlupakan begitu aja, berasa sayang). Jadi ini juga sebagai bentuk nostalgia gue yang bisa dibaca - baca nanti dan sekalian berbagi cerita juga walaupun kadang cerita gue gak semua semenarik itu sih hahaha